Populer di Jawa Timur, Miras Oplosan Kini "Mendunia"
CIANJUR - Rebak riuh pemberitaan soal minuman keras (miras) oplosan turut memantik perhatian Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Menurut Mensos, dari Jawa Timur “demam” miras oplosan merambah ke kota-kota di Jawa Barat.
Di Sumedang dan Garut, puluhan nyawa melayang dan ratusan orang dirawat di rumah sakit gara-gara mengonsumsi minuman dengan campuran zat-zat kimia berbahaya ini.
“Sepertinya pengaruh dari Jawa Timur. Karena (kasus miras oplosan di Jawa Timur) kemarin itu cukup bikin pensaran. Barangkali karena korban awal yang terpublis di sana,” kata Mensos saat meresmikan Panti Rehabilitas Napza di Yayasan Penuai, Pacet, Cianjur, Jawa Barat, Minggu (7/12/2014).
Ilustrasi Miras
Dalam setahun terakhir, di Jawa Timur memang terjadi banyak kasus kematian akibat miras oplosan. Akhir Desember 2013, di Menanggal, Surabaya, 14 dari 17 orang peserta pesta miras oplosan tewas.
Tak lama berselang, 19 dari 29 orang yang menggelar pesta miras di Mojokerto juga nyawanya tidak tertolong. Januari 2014, kasus pesta miras oplosan juga terjadi di Lawang, Malang, yang merenggut 9 dari 14 orang pesertanya.
“Di kampung saya (Surabaya) pernah ada yang menjadi korban. Saya menangkap bahwa ada sesuatu yang menjadikan perilaku imitatif anak muda, apakah itu sensasi atau bentuk lain,” ujarnya.
Mensos pun kepada para orangtua untuk tidak henti-hentinya memberi pemahaman kepada anaknya agar tetap menjadi diri sendiri.
“Saya ingin sampaikan kepada anak muda, be your self and do the best. Yang saya takutkan perilaku imitatif. Mereka melihat, merasa jago kalau minum, ngisap (ganja). Saya minta kepada orang tua unuk terus mengendors anak-anaknya untuk tetap be your self,” tegasnya.
(fid)
(Dede Suryana)
