Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Said Iqbal, mengatakan, fenomena tersebut terjadi karena pejabat maupun pemodal di Indonesia tidak ada yang betul-betul perhatian terhadap tingkat kesejahteraan buruh.
"Tidak ada yang peduli pada upah buruh di negeri ini," tegas Said dalam orasinya saat peluncuran buku Gagasan Besar Serikat Buruh, di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Kamis (5/2/2015).
Said menjelaskan, kondisi pertumbuhan ekonomi nasional yang sedang tumbuh baik menjadi ironi ketika masih banyak masyarakat yang tinggal atau tidur di emperan. Hal itu pun menimbulkan kesenjangan di masyarakat.
"Mal dan apartemen berdiri di mana-mana, tapi juga banyak yang tinggal di emperan," ungkapnya.
Hal semacam itu yang akan membuat kaum buruh untuk terus melakukan perlawanan, supaya mereka yang terpinggirkan bisa merasakan hidup sejahtera.
"Kenapa kita mengorganisasi juataan buruh? Untuk memperjuangkan buruh. Buruh akan terus melawan semua bentuk ekspolitasi oleh mereka pejabat, pemodal yang mengisap," tegasnya.
Said berharap ke depan ada kebijakan yang lebih adil dengan distribusi pendapatan secara merata antara kaum pemodal dan para pekerja.
"Kita setuju para investor hadir di Indonesia. Tapi, kita secara bersamaan tidak setuju orang-orang kaya itu memiskinkan kaum buruh. Harus ada keadilan, pendapatan harus dibagikan secara lebih adil," tuturnya.
(Arief Setyadi )