Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bandoeng Djadi Laoetan Api

Randy Wirayudha , Jurnalis-Selasa, 24 Maret 2015 |06:10 WIB
Bandoeng Djadi Laoetan Api
Reka Ulang Pertempuran Bandung Lautan Api (Foto: Antara)
A
A
A

TIADA pengorbanan yang sia-sia. Setidaknya begitu buat masyarakat Bandung yang saat ini menikmati kemerdekaan sebagai buah dari pengorbanan yang mulia, dari para pendahulu mereka. Pengorbanan dan kerelaan membumihanguskan apa saja yang ada di Bandung Selatan, 69 tahun silam.

Begitu penuturan yang dilayangkan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, jelang memperingati “Bandung Lautan Api”. Sehari sebelumnya bersama para veteran, Ridwan Kamil juga ikut tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Cikutra.

(Ridwan Kamil di TMP Cikutra, Foto: Tri Ispranoto/Okezone)

“Hari heroik warga Bandung. Mari mengingat dan mengenang pengorbanan warga Bandung kala itu. Karena pengorbanan adalah kemuliaan,” tulis Ridwan Kamil di laman facebook resminya.

Bandung, 24 Maret 1946 jadi salah satu momen terbesar sejarah kota kembang. Di saat itulah terjadi peristiwa yang sekarang kita kenal sebagai “Bandung Lautan Api”. Peristiwa bumi hangus segenap obyek-0byek vital lantaran masyarakat Bandung tak rela sejumlah tempat itu dikuasai sekutu dan NICA (Nederlands Indië Civil Administratie).

Seperti yang sebelumnya diterangkan, peristiwa ini merupakan keputusan yang diambil saat rapat Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3). Keputusan atas tanggapan ultimatum sekutu untuk mengosongkan Bandung Selatan sejauh 11 Kilometer dari “Garis Van Mook”.

(Baca: Nasution di Persimpangan Jalan Antara Perintah Sjahrir & Soedirman).

Keputusan setelah mempertimbangkan anjuran pemerintah lewat Perdana Menteri Sutan Sjahrir, yang sedianya bertolakbelakang dengan perintah Markas Besar TRI (Tentara Republik Indonesia – sekarang TNI) atas instruksi Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Soedirman .

Hasilnya, Kolonel Abdoel Haris Nasution, Komandan Divisi III (sekarang Kodam III Siliwangi), menyiarkan keputusan siding MP3 itu melalui radio pada pukul 14.00, di mana para penduduk dan para kombatan mengosongkan Bandung sebelum deadline ultimatum pukul 24.00.

Arus pengungsian pun mulai mengular sejak pukul 21.00, di mana sekira 200 ribu rakyat ikut beranjak dari rumah-rumahnya menuju selatan – sebagai langkah ketaatan pada pemerintah. Di satu sisi, Kol. Nasution memerintahkan beberapa kesatuan untuk melakukan infiltrasi di beberapa titik, sebagai tindak lanjut perintah Pangsar Soedirman.

Selain infiltrasi, para kombatan TRI membakar bangunan-bangunan penting yang bisa dimanfaatkan Inggris dan NICA. Langit di atas Bandung pun memerah dan istilah “Bandung Lautan Api”, muncul setelah dijadikan “headline” oleh wartawan, Atje Bastaman di surat kabar Soeara Merdeka 26 Maret 1946.

Dalam menuliskan kisah itu, Atje dengan bergelora menuangkan judul “Bandoeng Djadi Laoetan Api. Tapi karena kurangnya ruang untuk menempatkan judul pada surat kabar itu, Atje mempersingkat tajuk beritanya menjadi “Bandoeng Laoetan Api”.

(Muhammad Saifullah )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement