Di tengah aksi mahasiswa memarkir kendaraannya di jalan, lalu massa berjalan menuju gedung DPRD Bangkalan untuk menyampaikan aspirasi sehingga arus lalu lintas di kawasan tersebut lumpuh. Kendaraan umum dari arah Selatan ke Utara maupun sebaliknya tidak bisa melintas.
Petugas kepolisian terpaksa mengalihkan arus lalu lintas yang ada di sana. Di mana petugas mengalihkan kendaraan ke jalan alternatif untuk menghindari kemacetan.
Korlap aksi Baharuddin dalam orasinya menyatakan, mahasiswa mendorong sepeda motor sebagai simbol menolak kenaikan harga BBM. Langkah pemerintah menaikan harga BBM membuat rakyat semakin menjerit dan sengsara karena semua harga kebutuhan pokok melonjak.
"Kebijakan Presiden Joko Widodo tidak konsisten sehingga rakyat menjadi kebingungan. Dampak dari ini semua membuat rakyat menjerit karena perekonomian runtuh. Mengapa Presiden masih plin-plan dalam mengelola negara ini," terang Bahiruddin, Kamis (2/4/2015).
Menurutnya, kondisi ini membuktikan pengelolaan negara layaknya pasar yang penuh dengan intruksi. Bahkan, pendemo meminta Jokowi jangan menjadi boneka asing, apalagi menjadi boneka salah satu golongan sehingga bersikap plin-plan dalam mengeluarkan kebijakan.
"Kami menuntut harga BBM diturunkan karena rakyat sengsara akibat kebijakan Jokowi menaikkan BBM. Jangan mengadu domba lembaga penegak hukum. Jangan tunduk pada negara asing," tandasnya.
(Muhammad Sabarudin Rachmat (Okezone))