Suasana mistis langsung dirasakan begitu Ferdy memegang batu tersebut. Tiba-tiba saja, di rumahnya tercium bau kayu cendana.
Awalnya ia tidak menaruh curiga dengan kemunculan bau tersebut. Namun, pada hari berikutnya saat mengolah batu itu, aroma kayu cendana muncul lagi.
"Saya memang sering mengerjakan pesanan di malam hari. Tiba-tiba ada aroma harum seperti bau kayu cendana. Saya juga melihat seperti ada orang lewat di depan saya," katanya.
Kendati menjadi pengrajin batu akik kerap mengalami hal mistis, ia mengaku tak akan meninggalkan bisnis tersebut. Alasannya, dia merasa tak mengganggu "penunggu" batu. Sebagai bentuk etika, dia lebih dulu permisi sebelum mengolah batu.
"Sekarang setiap kali garap batu ya saya permisi lah kepada penunggu. Meski hanya lisan ini saya ibaratkan minta izin sebagai bentuk etikanya," katanya.