BERLIN - Aksi ISIS yang menguasai Suriah dan Irak didalangi oleh seorang mantan pejabat Saddam Hussein. Mantan pejabat intelijen era pemerintahan Saddam tersebut, diketahui bernama Haji Bakr. Hal itu diungkap melalui laporan yang dirilis majalah Jerman, Der Spiegel.
Hal tersebut terungkap dari dokumen setebal 31 halaman yang mereka dapatkan. Dokumen itu mengandung berbagai diagram, daftar, dan jadwal yang menjadi rancangan pembentukan kekhalifahan di Suriah.
Dokumen itu didapatkan oleh pihak pemberontak Suriah di Kota Aleppo tahun lalu. Haji Bakr atau yang juga dikenal dengan nama Asamir Abd Muhammad al Khlifawi, diklaim sebagai orang yang menulis dokumen tersebut.
Dia adalah seorang mantan kolonel di dinas Intelijen yang bekerja untuk pasukan pertahanan udara Saddam Hussein. Dari dokumen tersebut, Bakr diduga telah memiliki rencana yang matang dan detail, untuk menguasai Suriah menggunakan teknik mata-mata, pengawasan, penculikan, pembunuhan, dan cara-cara sejenis.
“Apa yang terdapat di dokumen itu, halaman demi halaman, adalah sebuah rancangan untuk pengambilalihan,” demikian kata penulis dari Der Spiegel, Christoph Reuter, seperti dikutip The Independent, Selasa (21/4/2015).
Dijatuhkannya Saddam Hussein oleh Amerika Serikat pada 2003, membawa para pejabat, terutama dari kalangan militer di pemerintahannya menjadi tahanan di penjara-penjara militer AS.
Haji Bakr jadi salah satu dari para tahanan tersebut. Selama 2006 sampai 2008, Bakr mendekam di Penjara Abu Ghraib, Baghdad (Irak).
Dia dilaporkan bekerja dengan sekelompok kecil pejabat intelijen Irak, dan menunjuk Abu Bakr al Baghdadi, sebagai pimpinan ISIS untuk memberikan kesan bahwa ISIS adalah sebuah kelompok religius.
“Dokumen ini bukanlah sebuah manifesto keyakinan, melainkan sebuah rencana yang tersusun rapi untuk pembentukan sebuah Negara Intelijen Islam, sebuah kekhalifahan yang mirip dengan organisasi yang dijalankan dinas intelijen Jerman Timur ‘Stasi’, pada masa Perang Dingin,” demikian tulisan Reuter yang mendeskripsikan pembentukan ISIS.
Bakr sendiri dilaporkan terbunuh pada pertempuran dengan para pemberontak Suriah, pada Januari 2014. Namun, rencananya sudah berhasil dijalankan dan kelompok militan ISIS telah memiliki posisi kuat untuk dapat bergerak ke Irak.
(Muhammad Saifullah )