Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Empat Kesulitan Akibat Eksekusi Mati bagi Indonesia

Pamela Sarnia , Jurnalis-Selasa, 28 April 2015 |14:41 WIB
Empat Kesulitan Akibat Eksekusi Mati bagi Indonesia
A
A
A

JAKARTA – Keputusan tegas pemerintah untuk memberantas narkoba dengan hukuman mati mendapat kecaman berbagai pihak. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-Moon bahkan mengeluarkan permintaan supaya Indonesia menghentikan hukuman mati.

Di satu sisi, hukuman mati diperlukan untuk menimbulkan efek jera bagi pengedar narkoba. Namun, di sisi lain, Indonesia akan mendapatkan kesulitan di kancah internasional.

Pertama, Indonesia akan sulit masuk dalam Dewan Keamanan (DK) PBB. Padahal, selama penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA), Indonesia telah aktif melobi negara sahabat agar mendukung pencalonan Indonesia sebagai anggota DK PBB untuk periode 2019-2020. Beberapa negara seperti Swedia, Nigeria, dan Nepal sudah memberikan dukungan secara terbuka kepada Indonesia.

Tidak dapat dipungkiri, Indonesia akan memiliki pengaruh kuat bila terpilih dalam DK PBB. Sayangnya, Setara Institute menilai upaya Indonesia masuk DK PBB tidak akan mudah karena masih melaksanakan hukuman mati.

Selain mengalami kesulitan di PBB, Indonesia akan mendapat kesulitan dalam menjalin hubungan bilateral dengan negara lain. Kesulitan kedua yang diramalkan akan melanda Indonesia adalah pembatalan bantuan Tsunami dari Australia senilai Rp 9,8 triliun.

Bulan lalu, Kementerian Keuangan Australia tengah mempersiapkan perpanjangan pinjaman senilai AUD 1 miliar atau setara dengan Rp 9,8 triliun. Beberapa media Australia seperti The Australia dan Sydney Morning Herald menganggap bantuan sebagai upaya melunakkan pemerintah Indonesia untuk menghentikan hukuman mati.

Namun, Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema membantah anggapan itu. Menurut Nadjib, Australia tidak menjadikan penghentian hukuman mati sebagai syarat pemberian bantuan.

Rusaknya hubungan bilateral dengan Prancis menjadi kesulitan ketiga bagi Indonesia. Dalam pidatonya pekan lalu, Presiden Prancis Francois Hollande bersumpah mengajak kedua Australia dan Brasil untuk memberi tekanan politik atas Indonesia.

Tidak hanya itu, Prancis akan menarik Dubesnya dari Jakarta bila Serge ditembak mati.

(Muhammad Saifullah )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement