JAKARTA – Rencana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk membuat lokalisasi prostitusi sedianya bukan barang baru. Mengingat hal tersebut pernah dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin di masa kepemimpinannya.
Ali yang pernah memimpin DKI Jakarta selama 11 tahun atau dari 1966-1977 sempat melegalkan perjudian dan melokalisasi prostitusi di Kramat Tunggak, Jakarta Utara. Hal itu dilakukannya karena merasa resah dengan tindakan para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang menjajakan dirinya di pinggir jalan.
Adapun alasan Ali membuat lokalisasi prostitusi bukan berarti membenarkan adanya praktik-praktik asusila semacam ini melainkan untuk menghindari para remaja dan anak-anak dari pengaruh asusila tersebut. Kemudian, meminimalisir terjangkitnya penyakit kelamin, hingga supaya para PSK tidak menjadi korban pemerasan germo.

Namun, ketika Sutiyoso menjadi Gubernur DKI Jakarta, lokalisasi prostitusi Kramat Tunggak ditutup pada 1999. Kemudian disulap pria yang kerap disapa Bang Yos itu menjadi pusat pengajian dan pengembangan agama Islam atau dikenal dengan sebutan Jakarta Islamic Centre.
Ketika Ahok menggantikan Joko Widodo (Jokowi) menjadi Gubernur DKI Jakarta, dirinya justru kembali ingin menghidupkan lokalisasi prostitusi di Ibu Kota. Mantan Bupati Belitong Timur itu beralasan kalau keberadaan PSK yang sudah menyebar kemana-mana memberikan dampak buruk dan tidak terkontrol.
Sontak wacana yang dilontarkan Ahok menuai pro kontra mengingat penduduk Indonesia mayoritas muslim. Seperti diungkapkan wakil rakyat dari DPRD DKI Jakarta, Prabowo Soemarno yang menilai wacana tersebut kurang tepat.
Sebaiknya Ahok membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya untuk merangkul para wanita penghibur tersebut untuk beralih profesi.
"Upaya untuk atasi prostitusi dapat dilakukan dengan membuka lowongan kerja sebanyak-banyaknya. Itu langkah yang mesti dibuat pemerintah seperti di Dolly kan dihapus, kemudian pekerjanya dikasih keahlian khusus misalnya menjahit," ungkap Prabowo.
Hal senada juga dikatakan anggota DPR RI, Tantowi Yahya, yang menyatakan, Ahok sebaiknya meniru Sutiyoso. Pasalnya, lokalisasi prostitusi sudah ditutup di jaman Sutioyoso kenapa ingin dibuka kembali.
"Lokalisasi itu sejak Pak Sutiyoso sudah disingkirkan, sebenarnya isu itu tidak ada lagi. Jadi tidak boleh lagi adanya lokalisasi. Apalagi penjelasan Gubernur yang singgung banyak pihak. Ya harusnya ikuti saja apa yang dilakukan Sutiyoso," tentang politikus Partai Golkar tersebut.
(Arief Setyadi )