Ketika di masa pemerintahan SBY semua figur “pembantu” presiden sudah bersikap sesuai perannya yang proporsional, justru di era Jokowi seolah berbanding terbalik.
Padahal Jokowi jika ingin buka suara, masih punya sejumlah figur sebagai “kepanjangan tangannya”, sebut saja Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto atau Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan.
"Jika semua komunikasi publik dilakukan sendiri oleh presiden, lantas apa fungsi dan tugas staf kepresidenan, yang katanya penuh lulusan Harvard, di bawah komando Luhut Pandjaitan dan dibayar mahal?," lanjutnya.
"Jangan malah Wakil Presiden (Jusuf Kalla) juga sampai harus turun langsung ke Mabes Polri, hanya untuk mengurusi soal Novel," tandas Adnan.
(Randy Wirayudha)