Ia juga menyayangkan banyaknya spekulasi terkait sabda raja oleh adik-adiknya, sehingga menyebabkan polemik semakin meluas.
"Adik-adik itu jangan hanya menggunakan ini (menunjuk kepala), harus menggunakan ini (memegang dada). Kalau baca menggunakan ini (menunjuk kepala) mesti keliru, maka seharusnya menggunakan ini (kembali menunjuk dada)," ucapnya.
Ngarso dalem itu menjelaskan, dalam falsafah Jawa, ketika membaca situasi tidak pernah menggunakan pikiran tetapi menggunakan perasaan.
"Orang Jawa itu tidak pernah berbicara mbok kita berpikir tetapi mbok kita menggalih (tetap menggunakan hati)," paparnya.
(Susi Fatimah)