"Dengan kata-kata preman, kita bilang biarkan saja," ujar dia.
Sejak masih kecil, Xanana mengatakan, seorang manusia tidak boleh diajarkan untuk bertindak berdasarkan kebencian. Hal ini sudah dilakukan saat ia masih memimpin Timor Leste.
Kata Xanana, agar bisa menjadi pemimpin hebat bagi sebuah negara, perlu kerja keras dan pandangan agar tidak memikirkan diri sendiri. Hal itu dijadikannya alasan untuk menyerahkan jabatan perdana menteri walau masih ada sisa periode hingga 2017."Kami negara 13 tahun (Timor Leste), masih baby. Lebih baik waktu kita masih bisa berpikir, memberi pendapat, lebih baik kita persiapkan generasi baru. Lebih baik bawa generasi baru untuk lihat jangka panjang, punya visi, dan dari visi bisa lihat misinya sendiri supaya bawa bangsa untuk pembangunan yang real," tandasnya.
(Muhammad Sabarudin Rachmat (Okezone))