Berukuran sekira 5x7 dan berisi tengkorak serta gambar-gambar anatomi tubuh. Dari ruangan yang berada di paling utara itu, Sutomo beserta delapan kawannya mencetuskan berdirinya organisasi modern di kelas tersebut.
"Di sini, kelas anatomi mereka rapat untuk membentuk Boedi Oetomo," sebut Sujiman sembari membersihkan debu-debu yang menempel di antara sembilan bangku yang tertata rapi.
Tepat di sebelah barat ruangan tersebut, terdapat belasan ranjang tidur, lengkap dengan bantal dan selimut berkain putih berjejer layaknya di sebuah panti. Beberapa nama besar, dikisahkan pernah merasakan beristirahat di tempat yang dulunya menggunakan penerangan lampu petromaks itu.
"Kalau ini asramanya, mereka tidur sini, Tirto Adisuryo, Bapak Pers Nasional juga pernah di sini, tapi tidak tamat," bebernya.
Namun, sejak 1920, bangunan tersebut tidak lagi digunakan. Alasannya, pemerintah kolonial telah kelar mendirikan Sekolah Dokter di Jalan Salemba. Para siswa STOVIA pun berpindah secara bertahap di bangunan yang kini menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).
"Setelah tahun itu dibangun di Salemba, bangunan ini dianggap tidak memenuhi syarat. Proses pindah selesai 1925, dan itu jadi cikal bakal UI," ujarnya.