BANDUNG - Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Angesta Romano Yoyol, mencurigai adanya praktik human trafficking alias perdagangan manusia dalam bisnis prostitusi di kawasan Saritem, Kota Bandung.
Dari hasil pemeriksaan sejumlah pekerja seks komersial (PSK) yang ditangkap pada pekan lalu, ia mendapat keterangan beberapa dari mereka sebagai korban perdagangan manusia.
"Ada (dugaan) itu. Tapi kami harus buktikan dulu," kata Yoyol, Jumat (29/5/2015).
Berdasarkan pengakuan beberapa PSK, mereka mengakui dijebak. "Menurut PSK yang ditangkap itu, mereka diambil dari rumahnya, orangtuanya dikasih uang, terus mereka dibawa ke sini (Saritem)," ucapnya.
Tapi, dibawanya mereka ke Saritem justru dikelabui. Mereka asalnya dijanjikan dengan berbagai pekerjaan. "Ada yang (dijanjikan) jadi pelayan hotel, kerja di restoran, dan lain-lain," jelasnya.
Kini, polisi pun terus mengembangkan kasus itu. Ia berharap bisa menemukan titik terang siapa yang membawa para perempuan itu hingga akhirnya dijadikan PSK.
"Kami sama penyidik lagi mencari dari kampung mana orang-orang ini diambil," ujar Yoyol.
Para pelaku terkait bisnis prostitusi itu pun terus diburu. Sehingga diharapkan mereka jera dan tidak lagi melakukan hal serupa di kemudian hari.
Sementara untuk mencegah hidupnya kembali bisnis prostitusi di lokasi, sejumlah bangunan yang jadi tempat memuaskan hasrat itu akan tetap disegel. "Itu tidak akan dibuka," tegasnya.
Ia pun belum memastikan kapan segel itu akan dibuka. Ia juga akan berkoordinasi dengan Pemkot Bandung karena ada beberapa bangunan di lokasi yang disinyalir tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).
"Kami akan sarankan Pak Wali Kota untuk membongkarnya atau bagaimana," pungkas Yoyol.
(Fiddy Anggriawan )