JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Moeldoko meminta semua pihak tidak mengaitkan kematian aktivis lingkungan, Jopi Peranginangin (39), dengan institusi yang dipimpin. Pasalnya, pelaku dalam kasus tersebut adalah potret oknum yang nakal.
"Jangan terus dilengketkan aktivis LSM dalam pembunuhan itu," ujar Moeldoko di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (8/6/2015).
Moeldoko mengatakan, korban dan pelaku dalam kasus tersebut sama-sama bersikap layaknya preman. Sehingga, peristiwa itu sama sekali tidak menunjukkan adanya benturan antara LSM dengan TNI. Dirinya pun memastikan proses hukum atas insiden tersebut akan tetap ditegakkan.
"Itu Jopi selaku preman, prajurit saya selaku preman. Dia oknum prajurit yang nakal. Seolah-olah ada benturan LSM dan TNI. Dua orang tak mengenal kebetulan ada kesinggung. Kami TNI tak pernah bersinggungan melakukan perlawanan. Mohon dibedakan Jopi selaku pribadi," tegasnya.
Jopi merupakan mantan relawan Joko Widodo (Jokowi) yang ditusuk di depan Venue Bar and Lounge, Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu 23 Mei 2015. Tiga oknum anggota TNI AL diduga terlibat kasus pembunuhan tersebut.

Sebelumnya, Kadispen TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir mengatakan bahwa pihaknya sudah memeriksa tiga oknum anggota TNI AL yang diduga melakukan pengeroyokan terhadap Jopi.
"Kami masih melakukan penyelidikan, dan sudah memeriksa tiga oknum anggota TNI AL," katanya, Jumat 29 Mei 2015.
Selain memeriksa tiga oknum anggota TNI AL, Pomal juga memeriksa delapan rekan Jopi yang berada bersama korban saat insiden tersebut terjadi.
(Arief Setyadi )