JAKARTA – Indonesia dapat belajar dari peristiwa pecahnya Yugoslavia agar tidak terjadi hal serupa di Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Indonesia untuk Serbia Semuel Samson dalam forum debriefing yang diadakan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Luar Negeri (BPPK) di Ruang Nusantara Kompleks Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Jakarta.
Dubes Semuel mengaku sebelum berangkat ke Serbia, Presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), berpesan kepadanya untuk mempelajari sejarah Serbia dan Kosovo secara teliti. SBY ingin tahu apa yang menyebabkan sebuah negara bangsa yang multikultural seperti Yugoslavia sampai terpecah.
“Tolong pelajari bagaimana sebuah negara bangsa, negara majemuk porak poranda” kata Dubes Samuel menirukan ucapan SBY saat itu.
Dari struktur masyarakat, Yugoslavia yang terpecah memiliki kemiripan dengan Indonesia dengan percampuran berbagai etnis dan agama. Misalnya wilayah Slovenia dan Kroasia mayoritas beragama Katolik, Bosnia adalah negara mayoritas muslim. Sedangkan Serbia, Montenegro, dan Makedonia menganut orthodoks. Antara berbagi etnis dan agama ini tidak selalu terjalin perdamaian.