CANBERRA – Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott memulai rencana untuk tinggal selama sepekan bersama Suku Aborigin. Kegiatan tersebut adalah bagian dari janji kampanye Abbott yang mengatakan akan menghabiskan sepekan di daerah terpencil dengan komunitas adat Negeri Kanguru itu setiap tahunnya.
Selama sepekan ini dia akan berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan keamanan perbatasan di Selat Torres yang menjadi tempat bermukim suku pribumi. Abbott juga melakukan kunjungan dan meletakkan karangan bunga di makam tokoh aktivis hak-hak suku pribumi Eddie Koiki Mabo di Pulau Mer atau yang juga dikenal sebagai Pulau Murray, Australia.
Mabo mengajukan tuntutan agar status suku pribumi para penduduk Aborigin diakui undang-undang Australia. Sebelumnya, Australia selalu dianggap sebagai tanah tak bertuan, saat bangsa Eropa menginjakkan kaki mereka di sana, padahal suku pribumi telah lama menempati daerah itu.
“Dia tidak hanya sosok yang kuat secara fisik, namun juga secara budaya dan spiritual. Dia mengubah pandangan mengenai UU Australia. Hal ini sangat baik baginya, dan bagi sistem kami yang dapat mengakomodasi tuntutan keadilan dari Eddie Mabo dan penggugat lainnya,” kata Abbott dalam konferensi persnya, sebagaimana dilansir BBC, Senin (24/8/2015).
Melalui kunjungan ini, Abbott menjadi PM pertama Australia yang datang ke makam Mabo yang meninggal pada 1992.
Jumlah penduduk Aborigin di Australia diperkirakan sebanyak 1 juta jiwa saat Inggris menetap di benua itu pada 1788. Namun kini jumlah tersebut turun drastis menjadi hanya sekira 470 ribu orang dari total penduduk Australia sebanyak 23 juta jiwa.
Kunjungan serupa juga dilakukan Abbott tahun lalu dengan mendatangi kawasan terpencil Arnhem di Australia Utara.
(Hendra Mujiraharja)