Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cerita Warga Oksibil Jelang Tragedi Trigana Air

Syamsul Anwar Khoemaeni , Jurnalis-Jum'at, 28 Agustus 2015 |05:49 WIB
Cerita Warga Oksibil Jelang Tragedi Trigana Air
Pesawat Trigana Air (Foto: Ilustrasi)
A
A
A

JAKARTA - Langit berkabut saat puluhan warga Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua mempersiapkan peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Meski jarum jam masih menunjukkan pukul 14.40 WIT, namun suasana siang pada Minggu 16 Agustus 2015 justru gelap karena gumpalan awan pekat tengah menyelimuti kawasan tersebut.

"Jadi memang waktu itu warga sedang bikin persiapan, kan esoknya 17-an," ujar Kapolres Pegunungan Bintang, AKBP Yunus Wally saat ditemui Okezone di Kantor Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (27/8/2015).

Sementara di salah satu lapangan, tepatnya di Distrik Oksibil, kata Yunus, puluhan warga mengaku melihat sebuah pesawat berputar-putar di kawasan tersebut hingga tiga kali. Merasa ada yang janggal, seorang warga lantas khawatir akan datangnya bencana, langsung melapor usai melihat peristiwa tersebut.

"Ya saya kira itu pesawat Trigana Air, kan yang terbang disitu cuma sedikit, jadi gampang dikenali," imbuhnya.

Sekira tiga jam kemudian, Yunus lantas mendapat laporan adanya pesawat Trigana Air hilang kontak usai diberangkatkan dari Sentani menuju Oksibil pukul 14.22 WIT. Berhubung langit sudah gelap, ia memilih untuk mencari informasi kepada warga terkait peristiwa tersebut.

"Ya warga bilang kok pesawat aneh (putar-putar disitu)," sambung Yunus.

Selanjutnya, ia segera berkoordinasi dengan aparat militer setempat untuk melakukan pencarian di sekitar Pegunungan Bintang. Meski tak ikut turun, Yunus mengaku turut mengawasi proses pencarian Trigana Air IL-267.

"Jadi waktu pencarian, hambatan cuaca jarak pandang 1-2 meter. Tim di hutan pakai senter HP. Terlalu ekstrim, kabut tebal," paparnya.

Keesokan harinya, pada Senin 17 Agustus sore, tim berhasil menemukan pesawat nahas yang mengangkut 49 penumpang dan lima kru di salah satu jurang Pegunungan Bintang dengan kondisi mengenaskan. Sebagai wilayah yang dikeramatkan warga, insiden kecelakaan pesawat bukanlah kali pertama terjadi di kawasan tersebut.

Yunus mengungkapkan, pada 2007 silam, di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang juga pernah terjadi kecelakaan pesawat yang menewaskan semua penumpangnya.

"Gunung itu dikeramatkan sama warga. Jadi di Pegunungan Bintang ini yang kedua. Sebelumnya tahun 2007, di Distrik Kiwirok, sama korban meninggal semua," imbuhnya.

Merujuk dari cerita warga setempat, Yunus menyimpulkan bahwa Trigana Air IL-267 ingin kembali ke Sentana dan batal mendarat ke Oksibil. Namun, pesawat yang mengangkut salah satu rombongan pengantar dana PSKS tersebut justru menabrak tebing sebelum akhirnya terbakar.

"Kalau dia sempat mutar di Oksibil dan ada kabut tebal. Jadi Distrik Oksibil tertutup. Akhirnya pesawat balik terus nabrak gunung," pungkasnya.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement