Jika selama ini sampah jadi masalah bagi warga perkotaan dan pedesaan, termasuk sampah limbah rumah tangga, plastik kresek, plastik bungkus kemasan dan lain-lain, warga setempat telah mampu kelola sampah jadi lebih berguna.
Sampah sudah di pilih dari tiap rumah warga atau dikumpulkan untuk kemudian di setor ke pengelola Omah Sampah. Soal kelola sampah, Yuni merancang adanya 250.000 tempat sampah terpilih jika nantinya terpilih mendapat mandat memimpin Sleman lima tahun kedepan.
Dia menyebut supaya berhasil program kelola sampah, warga perkotaan dan pedesaan harus mau jalankan revolusi mental dalam mengelola sampah secara lebih baik.
"Segera buat forum kelola sampah bisa diawali dari satu kecamatan, ke depan jika makin banyak kelompok kelola sampah bisa kurangi beban pengiriman TPA Piyungan," katanya.
Dia memberikan usulan bahwa semua warga Sleman harus kompak dengan berkomitmen kelola sampah bisa masif hingga tingkat bawah, dan bergerak aktif ke 1212 padukuhan di Sleman.
"Sampah organik bisa diolah jadi pupuk, tiap rumah butuh wadah atau kantong guna pisahkan sampah sesuai jenisnya, plastik, kertas atau logam kaca," kata Yuni.