“Sebagai pemuda, kami berusaha membenahi negara kami dan kami akan berupaya melakukannya. Tapi orang-orang ini (caleg) hanya tertarik pada uang dan diri mereka sendiri,” tambah pemuda berusia 19 tahun itu.
Bagaimana tidak, pasalnya warga hanya diberikan pilihan para caleg yang menurut mereka takkan bisa mendirikan demokrasi yang layak. Para calegnya mayoritas berasal dari para mantan antek Hosni Mubarak dan para perwira militer yang loyal pada Al-Sisi.
“Warga Mesir memperlihatkan respons terbaik dengan tidak mendatangi TPS. Ini memalukan dan mereka (pemerintah) tak bisa mengelak bahwa ini memalukan,” cetus Khaled Dawoud, mantan jubir Partai Liberal, seperti disitat NYTimes.
“Pemilu ini takkan membantu pembangunan demokrasi atau parlemen yang sebenarnya yang bisa memunculkan presiden yang bertanggung jawab,” tandasnya.
Adapun pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mesir, memilih irit suara soal minimnya animo warga Mesir di berbagai wilayah. “Komisi Pemilihan Umum tak mengumumkan angka rata-rata pemilih sejauh ini,” timpal jubir KPU Mesir, Omar Marwan.