Disnakertrans Benarkan Siti TKW yang Dianiaya di Taiwan
KENDAL - Beredarnya video kekerasan yang diduga dialami tenaga kerja wanita (TKW) Siti Inayatus Sholehah (21), warga Desa Korowelang Anyar, Kecamatan Cepiring, Kendal, Jawa Tengah, ternyata memang benar adanya.
Kabid Transmigrasi, Pelatihan, dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans, Supardi, mengatakan, perempuan yang disiksa dalam video tersebut memang TKW asal Kendal bernama Siti Inayatus. Perempuan tersebut baru bekerja di Taiwan sebagai pembantu rumah tangga selama empat bulan melalui PT Dewi Pengayom Bangsa cabang Kendal di Pegandon.
Siti Inayatus merupakan anak tunggal pasangan Sueb dan Mujayanah. Dia diketahui sudah dua minggu disiksa majikannya.
Dalam video yang diunggah ke jejaring sosial Youtube pada Senin 19 Oktober 2015, Siti tampak sedang dimarahi di dapur yang diduga di rumah majikan perempuannya. Makian terus terlontar ke arah Siti hingga sang majikan pun kian tersulut emosinya hingga tamparan melayang ke pipi Siti.
Tak berhenti disitu, di video berjudul 'Kasihan Kasihan Banget ..!! TKW Asal KENDAL Ini Dianiaya oleh Majikan'. Siti juga disumpal mulutnya dengan kain lap dan beberapa kali pipinya dicubit. Tak lema berselang, Siti kemudian ditarik majikannya yang ditaksir sudah berusia lanjut itu ke luar areal dapur, namun Siti meronta dan menolak hingga akhirnya terjatuh.
Kekerasan yang dialami Siti ini ternyata tak sekali terjadi. Sehingga dirinya sengaja merekam setiap peristiwa yang terjadi di rumah majikannya. Video tersebut kemudian dikirim ke PJTKI dan keluarganya, dan diunggah temannya ke Youtube.
Video yang diunggah Blova Wibowo ke Youtube ternyata juga beredar dengan judul-judul yang tak jauh berbeda. Seperti 'Heboh Video Siti TKW Taiwan Asal Kendal Dianiaya oleh Nenek yang Dirawat' lalu 'Gila Beredar Video Siti TKW di Taiwan Dianiaya Majikannya Sampai Menangis Ketakutan, Sungguh Biadab', serta 'Biadab, Video Amatir Siti TKW di Taiwan Dianiaya Majikannya Digampar & Dijambak Sampai Menangis'.
Video kekerasan itu ternyata juga sudah menjadi konsumsi media massa di Taiwan. Bahkan, sudah mendapat reaksi keras dari pemerintah setempat.
(Arief Setyadi )
