Laughland dan Smith pun berhasil kabur dengan menceburkan diri ke Kali Mas. Mereka menyelam dan berhasil sampai ke pos Inggris dekat pelabuhan. Dari kedua perwira inilah, kisah soal penembakan Mallaby disampaikan.
Dalam buku “Friends and Exiles: A Memoir of the Nutmeg Isles and the Indonesian Nationalist Movement” karya Des Alwi, sehari kemudian Inggris meradang. Inggris memperkuat pasukan dengan mendatangkan sejumlah tank dan pesawat tempur Supermarine Spitfire.
Kekuatan tambahan Inggris itulah yang pada 10 November, menerjang segenap sudut Kota Surabaya, di mana Inggris dibuat kerepotan sebelum bisa menguasai kota tersebut beberapa hari kemudian.
Pihak Indonesia menyebut insiden itu sebagai Hari Pahlawan, sementara pihak Inggris mengenang peristiwa itu sebagai Surabaya Inferno. Adapun kemudian, Mallaby sendiri akhirnya dimakamkan Menteng Pulo, Jakarta.
(Randy Wirayudha)