JAKARTA - Krisis ekonomi Indonesia selalu ditopang oleh pengusaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kondisi ini memberikan kesadaran kepada Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia versi baru, agar pemerintah dan asosiasi yang tergabung dalam Kadin lebih fokus membangun UMKM.
"Kita tidak mau seperti selama ini, UMKM tidak disentuh sama sekali," ucapnya, Edy Ganefo, Ketua Kadin versi baru di Jakarta, Jumat (4/12/2015).
Menurut dia, selama ini konglomerat hanya memperhatikan pengusaha besar. Sehingga, asosiasi harus memperkuat pembinaan seluruh pengusaha, memberikan pendidikan, dan pelatihan kepada UMKM.
"Kita akan berdayakan usaha mikro kecil dan menengah. Satu juta pengusaha akan kita cetak selama satu periode kepenegurusan," ucapnya.
Edi menuturkan, alasan satu juta pengusaha akan cetak di negara ini karena jumlah pengusha Indonesia hanya ada 1,5 persen dari jumlah penduduk yang ada. Sementara, negara tetangga, jumlah pengusahanya mencapai tujuh persen dari total penduduknya.
"Maka kita harus mencapai 2,5 persen dalam satu periode kepengurusan. Untuk mencapai 2 persen saja kita butuh 1 juta setiap satu kepengurusan," imbuhnya.
Edy mengatakan, konsep kepengurusan Kadin dan asosiasinya ini akan dimulai dari pinggiran kota dan di luar Jakarta. Oleh karena akan mengikutsertakan semua sektor usaha yang ada di Tanah Air.
"Semua sektor, petani, nelayan, Industri, baik manufaktur dan jasa. Harus kita cetak. Langkah ini sudah mulai bergerak," ujarnya.
Dia mencontohkan, hari ini pihanya dengan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) meresmikan pabrik coklat yang dibangun oleh aktivis IWAPI di Blitar.
"Kami memberikan semangat kepada pengusaha-pengusaha wanita dan ibu rumah tangga supaya mereka memiliki jiwa wirausaha, di bidang industri coklat," pungkasnya.
(Risna Nur Rahayu)