“Itulah bukti kongkrit, IHT menjadi korban proxy war. Pemerintah yang bertanggung jawab tutup mata, dan lebih senang mendengarkan provokasi organisasi non-pemerintah yang antitembakau,” sesalnya.
Ia mengungkapkan, berbagai usaha yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keberlansgsungan tembakau dan IHT di antaranya penguatan kembali kemitraan antara petani dan IHT.
Dengan kemitraan yang baik, menurutnya, petani dapat memeroleh bibit unggul, peningkatan kualitas bahan baku, ketersediaan pupuk, teknik budidaya tanam tembakau yang benar, hingga kepastian harga, dan pasar yang jelas.
“RUU Pertembakauan diharapkan mengabdi kepada kepentingan bangsa Indonesia dengan menekankan pada nasionalisme yang merepresentasikan semua stakeholders yang ada,” tutupnya.
(Fransiskus Dasa Saputra)