Buku ini terbilang kontroversial di China. Partai Komunis China telah lama dikenal suka membela, menutupi dan membiarkan sikap tercela dan kepribadian tak bermoral para pemimpin puncaknya. Ditambah, kondisi China pada zaman itu memang menganggap homoseksualitas sebagai kelainan dan pelanggaran moral.
“Zhou Enlai adalah politisi gay yang tidak beruntung karena lahir 100 tahun lebih awal. Sekarang sudah banyak selebriti yang mengaku sebagai penyuka sesama jenis. Tapi kalau dari kalangan politisi sejauh ini belum ada yang berani buka suara,” ujar dia.
Bagi Tsoi, yang lebih dikenal sebagai mantan editor majalah politik liberal, penelitian ini merupakan karya pertamanya yang pernah dibukukan. Sebelumnya, ia sering menulis soal homoseksualitas sebatas untuk artikel majalah.
Zhou Enlai dikenal sebagai salah satu negarawan terpenting di China. Pria kelahiran 5 Maret 1898 menjabat sebagai Perdana Menteri China pertama sejak kemerdekaan negeri Tirai Bambu pada 1949. Ia meninggal karena kanker pada 8 Januari 1976. Beberapa tahun setelah kematian sahabatnya, Mao Zedong.
Sementara istrinya, Deng Yingchao (4 Februari 1904-11 Juli 1992) menjabat sebagai Ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China. Pernikahannya dengan Zhou tidak membuahkan anak. Namun, mereka mengadopsi beberapa anak yatim piatu dari martir-martir revolusioner. Salah satu anak angkatnya yang berhasil adanya Li Peng yang kemudian menjadi PM China keempat yang menjabat dari 1987 sampai 1998, mengikuti jejak ayah angkatnya.
(Silviana Dharma)