Ketua KUD Mandiri Mina Karya Mukti Blanakan, Sobandi, mengaku, berdasarkan estimasinya, dari total 100 hektare tambak yang tercemar, jumlah udang windu berusia rata-rata 2-2,5 bulan yang mati, sebanyak 40 ton lebih.
Dengan harga pasaran udang sekitar Rp150.000-200.000 per kilogram, nilai pendapatan (omzet) petambak yang berpotensi hilang, diperkirakan mencapai Rp6-8 miliar.
"Sejatinya, 1-1,5 bulan ke depan, udang-udang ini akan dipanen. Masa panen kan tiap 3,5 bulan. Tapi, gara-gara kejadian itu, panennya gagal, petani pun rugi," tuturnya.
Koperasi yang dipimpinnya, menghimpun tujuh kelompok petambak, dengan total anggota sebanyak 200 orang. Empat kelompok di antaranya mengalami gagal panen, akibat tambak mereka seluas 100 hektare, tercemar.
Dia mengaku, sudah membuat berita acara ihwal kematian massal udang ini, dan segera melaporkannya kepada dinas terkait di Pemkab Subang. (sindonews)
(Amril Amarullah (Okezone))