YOGYAKARTA - Pembina Pesantren Waria Al-Faatah, Abdul Muhaimin, menyayangkan pesan intimidasi dari Front Jihad Islam (FJI) Yogyakarta yang hendak menyegel pesantren.
"Itu tindakan memalukan di Yogyakarta," kata Muhaimin saat dihubungi, Sabtu (20/2/2016).
Muhaimin menerangkan, selama ini waria di Al-Faatah hanya belajar agama. Mengenai rencana pembuatan fikih, hanya bentuk akselerasi atas kebutuhan baru, sehingga menurutnya tidak ada yang perlu di pertentangankan.
"Yang justru dilarang itu yang menentang agama, yang melakukan intimidasi justru tidak memiliki norma," tandasnya
Muhaimin menyayangkan sikap kepolisian yang tidak melakukan pencegahan. Padahal menurut dia, jalan menuju pesantren yang terletak di Celenan, Sayangan, Jagalan, Banguntapan, Bantul, hanya satu.
"Harusnya polisi bisa memblokir dan kedatangan mereka bisa dihindari," katanya.
Seperti diberitakan, belasan anggota ormas FJI mendatangi pesantren waria kemarin sore. Kedatangan mereka untuk mengklarifikasi keberadaan pesantren waria tersebut, setelah sebelumnya beredar pesan berantai terkait isu LGBT yang berusaha menarik simpati dan legalitas hukum.
(Risna Nur Rahayu)