DILI – Hampir lima ribu massa gabungan dari unsur aktivis, LSM (lembaga swadaya masyarakat), mahasiswa dan veteran, berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia di Dili, Timor Leste. Mereka mendesak pemerintah Australia menyelesaikan kasus celah Timor.
Aksi tersebut dilakukan sejak Selasa, 23 Februari kemarin, setelah pihak Australia selama ini dianggap sengaja tidak menggubris persoalan tersebut dengan dalih, agar mereka terus mengeksploitasi minyak dari celah Timor untuk keuntungan Australia.
Juru bicara Gerakan anti-Okupasi Laut Timor di Timor Leste, Juvinal Dias menyatakan, selama ini Australia mengklaim wilayah laut yang menurut hukum internasional menjadi milik Timor Leste, adalah milik Australia.
“Kepentingan ini didasari oleh cadangan minyak dasar laut. Dan sejak 1999, Australia mendapatkan keuntungan sekitar USD 5 miliar dari celah Timor,” terang Juvinal Dias, kepada wartawan melalui telefon selulernya, Rabu (24/2/2016).
Sesuai data yang dipaparkan Juvinal, sudah lebih dari 40 tahun Laut Timor dan isinya dieksploitasi oleh Australia.
Dan alasan aksi hari ini adalah mengajak Pemerintah Australia untuk merundingkan batas Laut Timor secara bilateral berdasarkan hukum Maritim Internasional.
“Apabila belum ada jawaban dari pemerintah Australia melalui kedutaan, kita akan datang lagi dengan massa yang lebih banyak lagi, ” ungkap Juvinal dan rekan koordinator aksi, Manuel Monteiro.
(Randy Wirayudha)