Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pilpres AS, Tangan Besi Hillary dan Dobrakan Trump

Silviana Dharma , Jurnalis-Sabtu, 05 Maret 2016 |18:14 WIB
Pilpres AS, Tangan Besi Hillary dan Dobrakan Trump
Donald Trump (kiri) dan Hillary Clinton (kanan). (Foto: CBS News)
A
A
A

JAKARTA – Pemilihan pendahuluan dan kaukus di Amerika Serikat masih bergulir. Sesuai jadwal, pada 5 Maret 2016, para bakal calon presiden dari dua partai besar akan kembali unjuk dukungan. Persaingan pun semakin ketat di Partai Republik, setelah Ben Carson mengikuti langkah Jeb Bush dengan keluar dari arena.

Perjalanan yang perlu ditempuh untuk menjadi perwakilan tunggal dari masing-masing partai masih panjang. Namun begitu, hasil Super Tuesday kemarin sudah menguatkan prediksi banyak orang mengenai siapa-siapa yang akan diusung pada pemilihan presiden 8 November 2016.

Salah satu prakiraan itu datang dari pengamat politik AS asal Indonesia, Rizki Ananda Ramadhan. Menurutnya, tidak bisa disangkal bahwa calon presiden terkuat yang akan bersaing pada partai final nanti adalah Donald Trump untuk Partai Republik dan Hillary Clinton mewakili Demokrat.

“Tapi saya lihat, Hlllary punya peluang yang lebih besar untuk dimenangkan daripada Trump. Walaupun, kita tahu mantan ibu negara ini akan memerintah dengan tangan besi. Hanya saja, Partai Demokrat saya rasa punya kebijakan umum yang dapat meredam dominasinya,” ujar pengamat yang juga Dosen Fakultas Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran, Bandung ini kepada Okezone, Sabtu (5/3/2016).

Di samping itu, ia melihat bakal capres Republik juga tidak kalah menarik. Faktanya, warga AS memiliki pandangan yang berbeda mengenai siapa yang layak dan tidak terlalu pantas untuk menduduki kursi nomor satu di negaranya.

Rizki menerangkan, terpuruknya kondisi perekonomian AS selama periode kepemimpinan Presiden Barrack Obama, nyatanya memengaruhi pendapat masyarakatnya. Buktinya, orang seperti Trump yang kontroversial dan tidak ada pengalaman politik, elektabilitasnya selalu teratas.

“Kondisi penurunan ekonomi itulah yang memengaruhi warga AS buat percaya Trump bisa membuat 'US great again' (AS menjadi hebat lagi),” cetus dia.

Senada dengan Direktur Pascasarjana Pusat Kajian Wilayah Amerika Universitas Indonesia, Suzie Sudarman, ia juga menganggap bagi dunia internasional dan Indonesia, Hillary Clinton merupakan kandidat yang tepat untuk melanjutkan takhta Obama di Negeri Paman Sam. 

“Jika Trump yang terpilih, maka ia akan mendobrak kultur yang lazim di AS selama ini. Tapi bukan mengubah jadi baik, malah bikin hancur dengan mau mengusir imigran. Padahal orang tertarik datang ke AS karena kebebasan itu dan negara itu bisa terbentuk dari macam-macam pendatang,” tukas Suzie Sudarman.

Sebagaimana dilansir dari New York Times, kaukus AS selanjutnya akan dilaksanakan Republik di Maine dan Kentucky. Sementara kaukus Demokrat dihelat di Nebraska. Kedua partai juga akan menyambangi Kansas untuk kaukus dan Louisiana untuk pemilihan pendahuluan.

(Silviana Dharma)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement