Selama ini Najib berada di bawah tekanan agar secepatnya mengundurkan diri sejak Juli 2015. Tekanan ini muncul setelah surat kabar Wall Street Journal menyatakan bahwa hampir USD700 juta berada di rekening bank PM Najib.
Terkait penemuan tersebut, PM Najib sendiri telah membantah melakukan korupsi. Ia mengatakan bahwa dana kampanye itu dikirim oleh Kerajaan Arab Saudi, dan saat ini telah dikembalikan ke mereka.
Meski demikian, Jaksa Agung Malaysia telah memutuskan bahwa PM Najib tidak bersalah.
Pemerintah Swiss menduga bahwa USD4 miliar mungkin telah dicuri dari perusahaan negara Malaysia. Mereka sedang menyelidiki kemungkinan terjadinya penipuan dan pencucian uang.
Pihak berwenang di Amerika Serikat (AS), Inggris, Singapura, dan Hong Kong saat ini sedang meneliti aliran uang 1MDB tersebut.
(Muhammad Saifullah )