GUNUNGSITOLI – Sejumlah warga di Kepulauan Nias menggelar ziarah sambil melakukan upacara doa di makam keluarga. Itu dilakukan untuk mengenang 11 tahun gempa Nias yang menelan korban jiwa lebih dari 1.000 orang.
Bahkan, di Santiong Baru, Desa Fodo, Kecamatan Gunungsitoli, Sumatera Utara, terdapat makam massal yang tidak diketahui identitasnya. Kuburan massal tersebut berisikan 232 mayat.
Kemarin, tepat 11 tahun Kepulauan Nias mengalami peristiwa yang hingga kini tidak terlupakan dan menjadi hari kelam bagi mereka. Gempa bumi berkekuatan 8,1 Skala Richter memporak-porandakan Nias saat itu.
Gempa Nias yang terjadi pada 28 maret 2005 sekira pukul 23.09 WIB, selain menelan ribuan jiwa, seluruh bangunan tinggi yang terletak di pusat Kota Gunungsitoli dan perumahan warga rata dengan tanah.
Salah satu keluarga yang kehilangan 30 orang anggota keluarganya, adalah Linda. Ia memperingati tragedi 11 tahun silam dengan menggelar sembahyang kubur.
“Setiap tahunnya kami datang ke sini dan selalu menjalankan tradisi sembahyang kubur di warnai dengan berbagai macam sesajen yang di bawa keluarga. Ini guna mengenang keluarga kami yang menjadi korban tragedi gempa 2005,” ucapnya.
Selain itu, Linda menyayangkan tidak terlihat adanya upaya pemerintah untuk mengenang dan menghormati warganya yang meninggal dalam perisitiwa tersebut.
“Genap 11 tahun tragedi gempa dan rasa kehilangan yang dirasakan sejumlah warga masih terus menyelimuti anggota keluarga yang di tinggalkan. Namun peran pemerintah tidak ada sama sekali,” kesalnya.
Nias kini terus berbenah, dan sejumlah keluarga korban terus berjuang meraih kehindupan yang lebih layak dari sebelumnya, sambil berharap tragedi memilukan tersebut tidak terulang lagi.
(Abu Sahma Pane)