Menelisik Asal Usul Tari Ular di Indramayu
INDRAMAYU - Pertunjukan seni tari ular jadi sensasi tersendiri di khalayak umum akhir-akhir ini. Tari ular yang biasa dipertontonkan dari panggung ke panggung itu menjadi viral tatkala kematian biduan Irma Bule yang tewas digigit ular peliharaannya sendiri mencuat hingga ke media internasional.
(Baca Juga: Kematian Biduan Irma Bule Turut Hebohkan Media Asing)
Di Indramayu, Jawa Barat, seni tari ular sudah ada sejak tahun 1990, namun memasuki tahun 2000 kuantitasnya mulai menurun bahkan bisa dikatakan sulit untuk ditemukan. Akan tetapi masih ada sejumlah penari ular yang masih menggelutinya hingga sekarang meskipun beresiko tinggi, dengan ancaman kematian.
Ketua Lembaga Musik Seniman Pantura Wilayah 3 Cirebon, Adung Abdulgani menjelaskan Indramayu bukanlah sebagai pencetus penari ular, para penari ular tersebut ada ketika terjadi pergeseran musik, yang pada 1980 adalah musik drama tarling menjadi musik tarling dangdut.
"Pergantian musik itu dimanfaatkan oleh sejumlah penyanyi yang tidak memiliki album untuk bisa memperkenalkan dirinya kepada khalayak umum dengan mencari sensasi baru memakai media satwa seperti ular dalam pentasnya" jelas Adung kepada Okezone, Rabu (13/4/2016).
Adung menyebutkan beberapa faktor maraknya penari ular di Kabupaten Indramayu, antara lain terinspirasi dari penari ular pendatang baru yang masuk ke Indramayu, sebagai persaingan di dunia seniman yang 50 persen warga Indramayu berprofesi sebagai penyanyi tarling. Sehingga para penyanyi ini ingin mencari sensasi agar mudah dan cepat dikenal.
(Baca Juga: Pedangdut Irma Bule Tewas Dipatuk Ular Kobra Saat Manggung)
