"Dan masalah ekonomi yang terus menghimpit mereka sehingga mereka memilih menjadi penari ular tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya," kata dia.
Ia mengatakan memang yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penari ular tersebut karena pendapatan yang lumayan besar pada waktu itu, sekali mentas mereka dibayar sebesar Rp500 ribu.
"Akan tetapi aktivitas mereka sekarang mulai berkurang dan menurun, jika ada masyarakat yang mengundang mereka di acara hajatan dan ingin adanya pementasan penari ular saja," terangnya.
(Khafid Mardiyansyah)