KUALA LUMPUR - Cuaca panas dan kering yang saat ini terjadi di Malaysia bagian tengah dilaporkan diperparah dengan munculnya kabut asap akibat pembakaran hutan dan open burning atau pembakaran di lahan terbuka yang memperparah kualitas udara di kawasan yang mencakup Selangor, Kuala Lumpur, dan Negeri Sembilan itu.
Dari data Departemen Lingkungan Malaysia, penurunan kualitas udara terjadi di wilayah Klang Valley, Port Klang, dan Cheras di Kuala Lumpur. Sedangkan di wilayah utara dan selatan Malaysia, juga Sabah dan Sarawak hasil Air Pollutant Index (API) dilaporkan rendah hingga baik.
Menurut keterangan dari Direktur Jenderal Departemen Meteorologi Malaysia Datuk Che Gayah Ismail kabut asap yang terjadi berasal dari dalam wilayah perbatasan Malaysia dan bukan dari wilayah Indonesia.
Setidaknya hutan seluas 12 hektar di Tanjung Sepat, Banting dilaporkan dilalap api akibat pertanian nanas ilegal. Departemen Pemadam Kebakaran Malaysia harus bekerja terus menerus untuk memadamkan api tersebut.
“Kami harus menggunakan helikopter untuk menurunkan bom air di wilayah ini. Orang-orang ini pintar, kini mereka masuk lebih dalam ke hutan untuk bertani. Hal ini tidak benar dan berkontribusi pada kualitas udara yang buruk,” kata Wakil Direktur Jenderal Departemen Pemadam Kebakaran Malaysia Datuk Soiman Jahid yang dilansir dari The Star, Minggu (24/4/2016).
Tidak hanya di Malaysia, kebakaran juga terjadi di wilayah tetangga Riau yang dikhawatirkan akan menjadi masalah bagi Negeri Jiran itu saat angin muson selatan-barat bertiup pada Mei mendatang.
(Rahman Asmardika)