Saat masih dalam proses sengketa, pihak Yayasan Cinta Budaya mendirikan bangunan sekolah pada 2010. Dan setelah memenangkan gugatan di pengadilan negeri hingga Mahkamah Agung, Harun menjual tanah tersebut ke Burhanuddin.
Tak lama setelah proses penjualan, Burhanuddin menembok sekolah tersebut. Penembokan sekolah sempat memicu keributan antara orangtua murid dengan pihak sekolah pada Senin lalu. Namun keributan mereda karena Burhanuddin tetap mengizinkan masuk murid ke sekolah Cinta Budaya lewat pagar yang sudah dibangun untuk mengikuti proses belajar.
"Ya kami sebagai orangtua murid pasti merasa gelisah. Masa anak kami sekolah ditembok begini. Apalagi ada pelang bertuliskan dilarang masuk. Sekolah juga tidak memberikan garansi atau jaminan terkait kelanjutan proses belajar di sekolah," salah satu orangtua siswa, Daniel, Selasa (3/5/2016).
Sementara pihak sekolah menyatakan kepada orangtua siswa bahwa proses belajar mengajar tidak terganggu karena penembokan tersebut.
(Risna Nur Rahayu)