Pada tahun ini saja, ada 15 orang yang dilaporkan tewas akibat ketegangan yang dipicu pemilu. Salah seorang korban adalah calon independen Wali Kota Lantapan di Filipina Selatan, Armando Ceballos, yang tewas dibunuh sekelompok pria bersenjata di rumahnya pada Sabtu 7 Mei 2016.
Kejadian serupa pernah terjadi pada Januari 2010. Saat itu, sekelompok pria bersenjata merangsek masuk ke rumah seorang kepala desa di Filipina bagian tengah dan menembaknya hingga tewas di depan keluarganya. Pria itu tak lain adalah Danny Amor. Punggungnya ditembus peluru beberapa kali, tepat ketika dia sedang makan malam dengan keluarganya di kediamannya di Mastabe, Provinsi San Jacinto. Sehari setelahnya, seorang kepala desa lainnya di kawasan Esperanza juga dilaporkan tewas ditembak.
Setahun sebelumnya, Filipina juga dinobatkan sebagai negara paling berbahaya bagi para jurnalis. Tepatnya pada November 2009, beberapa anggota keluarga politik terkuat di Kepulauan Mindano, yakni Keluarga Ampatuan diketahui menjadi dalang atas pembantaian 57 kerabat dan pendukung rival politiknya. Ia juga dilaporkan telah membunuh 30 orang jurnalis karena liputan mereka seputar pemilu.