JAKARTA - Jelang penyerahan drone buatan Yulian Paonganan alias Ongen ke Kementerian Pertahanan (Kemhan), dia melakukan pra uji fungsi pesawat tanpa awak karyanya di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.
Menurutnya, ini merupakan uji internal yang dilakukan tim sebelum dilaksanakan uji fungsi dengan tim uji dari Kemhan.
“Kita buat semaksimal mungkin, jadi sebelum uji fungsi resmi dengan Kemenhan kita tes terbang dulu. Dari lima unit drone yang diuji coba semua terbang dengan sempurna, dan akan dilakukan lagi beberapa kali uji fungsi," ujarnya, Kamis (19/5/2016).
Doktor Maritim lulusan IPB ini menjelaskan, uji internal ini dilakukan untuk mengetahui apakah drone karyanya sudah terbang sempurna atau masih perlu pembenahan. Karena yang paling sulit adalah lepas landas dari air.
“Paling tersulit adalah take off dari air. Makanya kita risetnya cukup lama dan melelahkan. Dan, kami bersyukur hasil riset ini dipercaya oleh negara yaitu dipesan oleh Kemenhan,” tutur Ongen.
Ada tiga set yang menjadi pesanan Kemhan. Di mana 1 set itu ada 2 pesawat yang akan digunakan oleh dinas topografi Angkatan Darat untuk pengawasan di perbatasan.
Rata-rata kecepatan pesawat tanpa awak yang dinamakan OS Wifanusa ini 100 km per jam dengan ketinggian bisa mencapai 4.000 meter, serta jarak jelajah bisa mencapai 800 km
“Jangkauan kontrol ontonomusnya sekitar 100 km dan bisa terbang selama 8 jam. Kontrol komunikasinya pakai frekuensi, karena Indonesia kan belum punya satelit khusus untuk pertahanan," terangnya.
Ditanya mengenai apakah akan dilengkapi senjata? Ongen mengatakan itu tergantung dari user. Jika memang user menginginkan pakai senjata tentu kita bisa buat, selama secara scientific bisa, harusnya juga bisa. “Saya kira kita bisa buat pesawat dengan dilengkapi senjata,” tegasnya.
Menurut Ongen, OS-Wifanusa juga memiliki kemampuan melaksanakan operasi pengawasan (surveillance) dan melakukan foto udara (remote sensing) untuk keperluan pemetaan. PTTA ini sudah lolos uji sertifikasi dari Litbang TNI AL. Berdasarkan verifikasi dari PT Surveyor Indonesia dan Kementerian Perindustrian PTTA ini memiliki TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) sebesar 28,01%.
Berikut spesifikasi drone yang akan digunakan oleh Kemenhan khusus untuk pengawasan perbatasan: