JAKARTA - Maskapai Lion Air dikabarkan menolak sanksi pembekuan rute baru selama enam bulan ke depan yang dijatuhi oleh Kementerian Perhubungan. Menanggapi hal itu Direktur Angkutan Udara, Maryati Karma mempersilahkan keinginan Lion Air. Sebab, apa yang dilakukannya hanyalah pembinaan agar maskapai berlambang singa itu lebih baik ke depannya.
"Sebetulnya sah sah saja dia melakukan counter, dari apa yang diberi Pemerintah, niat kita hanya pembinaan kepada semua airline di bawah Kementerian Perhubungan untuk menata bisnis angkutan udara dengan baik," kata Maryati saat konferensi pers di Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Kamis (19/5/2016).
(Baca Juga: Tolak Sanksi Kemenhub, Lion Air Merasa Diperlakukan Tak Adil)
Sebab itu, ia berharap Lion Air bisa berbesar hati menerima sanksi yang diberikan pihaknya. Terlebih, sanksi yang dijatuhkan juga berdasar pada kelalaian Lion Air sendiri yang kerap melakukan keterlambatan penerbangan atau delay. Dan aksi mogok kerja para pilot pada 10 Mei 2016 yang berujung pada penelantaran lebih dari 5000 penumpang.
"Jadi kita memang harus berbesar hati dan pikirannya bisa berpikir dingin intinya gitu. Ini juga supaya tidak berdampak ke masyarakat di dalam karena kita disorot masyarakat internasional," imbuhnya.
Saat disinggung apa tidak seharusnya diperiksa terlebih dahulu penyebab Lion Air melakukan pelanggaran, Maryati mengaku hal itu sudah dilakukannya berulang kali.
"Sudah. Kami sudah melakukan pemeriksaan berkali-kali baik itu dari Kementerian Pusat maupun Kementerian di daerah seperti otoritas bandara. Sudah banyak masukannya, apa mau dibiarkan? Kan kasihan penumpang. Proses itu sudah sering dilakukan dan inilah puncaknya. Dan bukan ke rute yang dia punya, yang akan datang. Jadi jangan minta-minta terus, yang ada ini kamu manage dulu dengan baik bisa enggak?," tukasnya.
(Khafid Mardiyansyah)