Keesokan harinya Atni dan Hadi datang lagi. Dengan harapan, PO tak ada di rumah dan mereka bisa menemukan FI dan ibunya. Namun harapan itu sia-sia karena sesampainya di sana, rumah dalam keadaan kosong.
Hingga akhirnya tanpa diduga, Atni bertemu dengan cucunya yang tengah bermain sendirian di sebuah rumah yang terletak di Klaten Kota.
“Saat itu saya main ke tempat saudara saya di Klaten. Tapi tanpa diduga, ternyata rumah saudara saya itu dekat dengan tempat kos Wulandari. Dan saat itu saya melihat FI tengah bermain sendirian,” ujarnya.
Saat melihat FI, Atni mengaku ragu-ragu. Pasalnya, cucunya itu terlihat linglung dan mondar-mandir di dalam pagar. Setelah yakin yang dilihat adalah cucunya, Atni langsung mendekati, namun Fi malah ketakutan.
Baru setelah diajak bicara pelan-pelan, FI ingat dan langsung mendekap Atni sambil menangis. “Tak hanya kondisi FI saja yang linglung, kondisi Wulandari anak saya pun kurus kering tak terawat. Saya menangis melihat kondisi mereka berdua,” ujarnya.
Saat itu Atni belum mengetahui kalau cucunya disiksa oleh PO. Hal itu terbongkar, saat FI meminta makanan. Atni lantas memberi nasi goreng. Dia terkejut melihat FI makan begitu lahap sampai tambah, padahal porsi yang diberi cukup banyak.