Sebelum menjadi wakil rakyat, Eka aktif berkegiatan sebagai pekerja sosial dan terlibat di beberapa ormas serta lembaga swadaya masyarakat (LSM). Kemudian, ia masuk ke Banteng Muda Indonesia (BMI) yang merupakan organisasi sayap PDIP. Ia lalu ditarik memperkuat Bappilu PDIP Bali.
Selama terlibat di organisasi sosial, Eka banyak berhubungan langsung dengan masyarakat dan belajar berpolitik. Itu menjadi modal utamanya terjun di dunia politik praktis.
“Terjun di politik itu harus mempunyai bekal dari diri kita, sehingga kita bisa menjadi jembatan masyarakat, karena masyarakat memilih kita untuk bisa menuntun mereka meraih derajat hidup yang lebih baik,” tutur istri dari Bambang Aditya itu.
Eka menyadari jabatan adalah amanah. Bahkan, motivasinya menjadi bupati adalah agar punya banyak kesempatan membangun daerah dan membantu masyarakatnya.
“Dengan jadi pejabat kan ada 450 ribu penduduk Tabanan yang bisa kita bantu. Jadi, kita ambil sisi benefit positif biasa dari amanah rakyat,” ujar dia.