Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tradisi Ngikis, Memagari Diri dari Nafsu Jelang Ramadan

Agregasi Pikiran Rakyat , Jurnalis-Selasa, 31 Mei 2016 |09:05 WIB
Tradisi <i>Ngikis</i>, Memagari Diri dari Nafsu Jelang Ramadan
Pikiran Rakyat
A
A
A

CIAMIS - Jelang bulan suci ramadan, banyak masyarakat yang menggelar ritual adat, salah satunya warga masyarakat di Kabupaten Ciamis. Di wilayah ini, setidaknya ada tiga ritual adat yang kerap dilakukan menjelang Ramadan, yaitu Misalin, Nyuguh, Nyepuh serta Ngikis.

Salah satu yang cukup mengundang banyak warga untuk hadir adalah ritual Ngikis. Ritual ini berlangsung di kawasan situ cagar budaya Ciungwanara, Karangkamulyan, Cijeungjing, Ciamis.

Tradisi tahunan yang digelar di kawasan bekas kerajaan Galuh tersebut tidak hanya diikuti warga Karangkamulyan, tetapi juga diiikuti warga dari daerah lain. Bahkan, Ngikis juga diikuti keturunan Kerajaan Kutai Mulawarman dan Kerajaan Tarumanagara.

Ngikis secara harfiah berarti memagari. Pada masa lalu, Ngikis lebih bersifat fisik yakni mengganti pagar bambu sekitar singgasana Prabu Galuh Ratus Pusaka Prabu Adi Mulia Sang Hyang Cipta Permana Adikisuma.

Warga yang berasal dari berbagai dusun dan desa datang sembari membawa bambu dan makanan, yang nantinya dimakan setelah pekerjaan tuntas. Selain itu juga digelar doa bersama.

Seiring perkembangan zaman, pagar bambu sudah diganti dengan besi. Selain itu juga lebih pada makna yang tersirat, yakni upaya memagari diri dari berbagai nafsu jahat atau tidak baik saat memasuki ramadan.

Dalam acara ini juga dihadirkan beberapa atraksi kesenian tradisional khas Sunda. Dalam kegiatan ini biasanya juga dihadirkan iring-iringan masyarakat sekitar yang membawa dongdang atau tandu berisi aneka jenis makanan dan buah-buahan yang nantinya dimakan bersama.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement