Dia menambahkan, pemberian penghargaan dilakukan setelah melewati serangkaian kajian oleh tim. Penghargaan ini diberikan secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya apa pun.
"Sebelumnya tim riset melakukan kajian terhadap calon penerima penghargaan, kalau dinilai layak ya kita beri (penghargaan). Tak hanya piagam dari kulit, tapi juga ada suvenir lain bisa berupa buku, alat, atau yang lain. Itu disesuaikan dengan penerimanya," ujar alumnus Ponpes Futuhiyah Mranggen Demak itu.
Selain pemberian penghargaan itu, anggota komunitas sufi tak ubahnya seperti umat Islam lainnya. Mereka juga melakukan peribadatan. "Mungkin bukan beda, tapi kalau di sini (komunitas sufi) murid-muridnya juga melakukan riyadhoh seperti khalwat (menyendiri) atau ritual lainnya. Dalam tarekat atau istilah kerennya adalah tasawuf, ilmu itu harus ada gurunya. Nah, di sini juga demikian, ada guru-guru di atas saya yang nasabnya hingga Rasulullah SAW," pungkasnya.
(Risna Nur Rahayu)