Warga sekitar yang mengetahui tak ingin menegurnya, namun melaporkan kepada petugas yang berwenang melakukan penertiban.
"Pemerintah pusat harusnya jangan ikut campur, Kota Serang itu kotanya santri, ulama, religius, jadi jangan diobok-obok," ujarnya. [Baca Juga: Ulama Nilai Bantuan untuk Bu Eni Berlebihan]
Sementara itu, Ibu Saeni mengaku hanya memilik warteg satu, yang berada di Cikepuh, Kecamatan Serang, Kota Serang, yang kini menjadi tempal tinggalnya bersama sang suami, Alek. "Enggak ada lagi, cuma satu," kata Eni, asli Tegal, Jawa Tengah.
(Abu Sahma Pane)