Adian juga menyoroti masalah keterbukaan anggaran yang digunakan Teman Ahok untuk operasional pengumpulan KTP. Ia mengatakan, Teman Ahok berubah-ubah dalam pernyataan mengenai jumlah dana yang dihabiskan.
"Anggaran berubah-ubah, pertama Rp2,5 miliar, lalu Rp3,5 miliar, terakhir Rp6 miliar. Yang benar yang mana? Dalam demokrasi harus ada transparansi, ayo transparan,” sambungnya.
Adian pun meminta Teman Ahok untuk secara gambling membuka fakta, baik mengenai anggaran yang digunakan maupun jumlah KTP yang berhasil dikumpulkan.
“Saya cari dimana-mana, Teman Ahok punya rekeneing enggak? Saya cari enggak ketemu. Apakah di bawah tangan dan di bawah meja semua? PPATK tidak bisa menulusuri. Berapa anggaran yang mereka gunakan untuk mengumpulkan 1,7 juta KTP itu. Mungkin enggak? Jujur saja, kalau tidak mencapai segitu, Ahok pasti akan maklum kok," pungkasnya.
(Awaludin)