Pengungkapan itu menyusul ditemukannya beberapa alat-alat untuk bertahan hidup yang dibuat dari batu, serta situs bekas api unggun di gua yang sama dari era purba 50 ribu tahun lalu.
Para peneliti mengasumsikan bahwa punahnya Hobbit di Flores tak lepas dari “hukum rimba” dengan manusia modern, setelah disebutkan sempat hidup berdampingan selama 11 ribu tahun.
Hobbit atau Homo Floriensis itu sendiri disebutkan merupakan hasil evolusi dari manusia purba Homo Erectus. Hobbit dinyatakan mendiami Pulau Flores 50 ribu tahun lalu ketika benua Asia baru mulai terbentuk.
Salah satu faktor punahnya Hobbit di Flores, dikatakan peneliti Universitas Wollongong, Australia; Dr. Mike Morley, lantaran tak bisa menguasai kemampuan menciptakan api.
“Kita sekarang tahu bahwa manusia modern tiba di Asia Tenggara dan Australia setidaknya 50 ribu tahun lalu dan mungkin lebih awal dari prediksi waktu tersebut,” ujar Dr. Morley, dinukil Daily Star, Jumat (1/7/2016).
“Bukti baru ini, di mana dari beberapa bukti awal aktivitas manusia modern di Asia Tenggara, mempersempit gap antara dua spesies manusia (Hobbit dan manusia purba) di situs tersebut,” tandasnya.
(Randy Wirayudha)