JAKARTA - Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho memastikan masa tanggap darurat bencana banjir bandang di Kabupaten Pandeglang, Banten, diberlakukan hingga 6 Agustus 2016.
Adapun laporan perkembangan penanganan musibah tersebut ialah lantaran intensitas hujan yg tinggi di wilayah hulu. Sementara disaat bersamaan, pasangnya air laut menyebabkan terjadinya banjir bandang di Kecamatan Labuan dan Kecamatan Carita.
"Korban meninggal dunia empat orang, mereka ialah Evi Lutfiah (41), Ahmad A Yani (52), Syarifatul Ginayah (18), dan M Fahri (6). Mereka sudah dimakamkan," ujar Sutopo kepada awak media, Selasa (26/7/2016) malam.
Berdasarkan keterangan kepolisian, Sutopo menyebut korban meninggal akibat kekurangan oksigen dan terlalu banyak menghirup karbon monoksida. Sedangkan kawasan terdampak banjir meliputi 285 KK atau sekira 988 jiwa.
"Kampug Kebon Cau 37 KK,. Kampung Pangeseupan Timur 26 KK, Kampung Pangeseupan Barat 57 KK, Kampung Masjid Barat 28 KK, Kampung Masjid Timur 32 KK, Kampung Muncang 17 KK dan Kampung Pasar Baru 38 KK," imbuhnya.
Tak hanya itu, banjir juga mengakibatkan tiga jembatan terputus. Sutopo menyebut, jumlah tersebut kemungkinan bakal bertambah lantaran saat ini masih dalam proses pendataan. Hingga saat ini, BNPB setempat juga masih berkoordinasi dengan Kepala pelaksana (Kalak) BPBD Pandeglang, Lurah Labuan dan Danramil 601, Yonif 320.
"Tim sudah mendirikan posko utama penanganan darurat, pos Kesehatan. Dapur umum dimuka Hotel Wira Carita. Lalu mendirikan posko pendamping di Kecamatan Labuan," sambungnya.
Selain itu, BPBD Pandeglang beserta Muspika, TNI, Polri, dan relawan masyarakat setempat melakukan pembersihan lumpur di jalan raya carita. Alhasil, akses jalan raya carita saat ini mulai berangsur pulih.
"Kendalanya kurangnya dump truck guna pengangkutan matrial lumpur dalam rangka pembersihan jalan. Kebutuhan mendesak alat berat, alat pertukangan, logistik dan air bersih," tandasnya.
(Angkasa Yudhistira)