“Ada sejumlah sekolah di Indonesia yang berhubungan dengan organisasi teroris. Menurut pejabat Indonesia, organisasi yang mewadahi mereka, yakni PASIAD, telah ditutup pada 1 November 2015. Sebagai perwakilan Turki, kami telah menyampaikan kekhawatiran kami atas aktivitas mereka di Indonesia,” bunyi pernyataan Kedubes Turki di situs resmi, Jumat (29/7/2016).
Berikut daftar institusi pendidikan di Indonesia yang dianggap memiliki hubungan dengan Gülen:
1. Sekolah Dwibahasa Pribadi di Depok, Jawa Barat.
2. Sekolah Dwibahasa Pribadi di Bandung, Jawa Barat.
3. Sekolah Dwibahasa Kharisma Bangsa di Tangerang Selatan, Banten.
4. Sekolah Dwibahasa Semesta di Semarang, Jawa Tengah.
5. Sekolah Dwibahasa Kesatuan Bangsa di Yogyakarta.
6. Sekolah Dwibahasa Sragen di Sragen, Jawa Tengah.
7. Sekolah Fatih di Aceh.
8. Sekolah Dwibahasa Banua di Kalimantan Selatan.
Selain sekolah-sekolah dwibahasa tersebut, Kedubes Turki juga menyebut satu nama perguruan tinggi ternama di Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten, untuk segera menutup segala aktivitas perkuliahan yang berafiliasi dengan Gülen.
Kampus tersebut adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di Ciputat, Tangsel. Informasi itu diterima Kedubes Turki dari Dirjen Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI.
UIN Syarif Hidayatullah yang berlokasi di Ciputat ini, bahkan sudah lebih dulu memilih menghentikan kerja sama dengan lembaga pendidikan Turki, Gülen Chair. Terkait adanya tekanan dari Kedubes Turki.
(Baca juga: UIN Jakarta-Fethullah Gulen Chair Hentikan Kerja Sama)
Pihak Kedubes Turki menyatakan tindakan penutupan serupa juga dilakukan di luar negeri, yakni Yordania, Azerbaijan, Somalia, dan Nigeria.
Atas aksi penutupan tersebut, pemerintah Turki mengucapkan terima kasih dan menjadikan mereka sebagai contoh bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia.
(Randy Wirayudha)