SENTANI - Sudah sepekan ratusan pengungsi dari wilayah Iliale, Kampung Tunas Matoa, Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika dampak perang yang terjadi di daerah tersebut, telah mengungsi di Sentani Kabupaten Jayapura, Papua.
Namun, hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten Jayapura masih mempertanyakan kejelasan status para pengungsi.
"Kami sudah membangun koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Papua, dan kami minta Pemprov Papua menjelaskan kepada kami, apakah status mereka yang datang ini benar-benar pengungsi atau hanya datang untuk mengikuti acara, karena kepastian sebagai pengungsi harus jelas, dan tidak dibuat-buat atau di rekayasa, “ ujar Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, Selasa (2/7/2016).
Dikatakan Bupati, datangnya pengungsi tersebut tidak berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Jayapura. Namun, meski begitu, berlandaskan kemanusiaan bantuan makanan dan lainnya tetap diberikan.
“Sejak mereka tiba, kami sudah bangun komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Papua, dan sambil menunggu kami juga sudah memberikan bantuan-bantuan seperti bahan makanan dan sebagainya kepada mereka, dan kami juga meminta agar kejelasan itu secepatnya kami dapatkan dari pemerintah, sehingga para pengungsi ini segera dipulangkan setelah perang suku selesai, “ ungkapnya.
Sebelumnya, pada Kamis lalu, sebanyak 232 warga pengungsi asal wilayah Iliale, Kampung Tunas Matoa, Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika, mengungsi ke Sentani Kabupaten Jayapura, kedatangan mereka ini karena menganggap di kampung halamannya sudah tidak ada keamanan akibat perang suku yang berkepanjangan.
(Angkasa Yudhistira)