JAYAPURA - Dampak Perang Suku yang terjadi di wilayah Iliale, Kampung Tunas Matoa, Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika, sejak 24 Juli lalu dan hingga saat ini dikabarkan belum redam dan tambah meluas, ratusan warga Jemaat GIDI (Gereja Injil Di Indonesia) mengungsi ke Sentani Kabupaten Jayapura.
Jhone Wonda, salah satu koordinator pengungsi ketika ditemui mengatakan, dirinya bersama 232 warga terpaksa harus mengungsi ke Sentani, pasalnya di Distrik Kwamki Narama sudah tidak aman lagi, meskipun diakuinya warga menggunakan biaya sendiri untuk naik pesawat ke Sentani Kabupaten Jayapura.
“Seluruhnya ada 232 warga dari 114 kepala keluarga yang mengungsi ke sini (Sentani). Kami rasa sudah tidak aman lagi di sana, ini pun atas biaya kami sendiri,”ungkapnya, Kamis (28/7/2016).
Pengungsi yang tiba di Sentani, Kabupaten Jayapura adalah kaum ibu dan anak- anak, sedangkan untuk kaum pria masih tertinggal di Timika, dan terdiri dari dua gereja GIDI, masih ada tiga Jemaat gereja lagi yang akan turut mengungsi ke Sentani.
“Sementara diprioritaskan ibu-ibu dan anak-anak dulu, kaum Bapak dan remaja pria belum, masih ada di sana. Ini dari dua gereja, masih ada tiga gereja lagi,” ungkapnya.
Warga yang telah mengungsi di Kabupaten Timika hingga saat ini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah, hingga diputuskan untuk mengungsi ke Sentani Kabupaten Jayapura.
“Warga pengungsian di sana tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik kabupaten, maupun provinsi, belum ada uluran tangan pemerintah. Mereka mengungsi sudah mulai hari Senin lalu,” paparnya.