Jika bandara beroperasi normal, sebut Aisya, rata-rata kantin yang ada di areal terminal bandara selalu dipadati pelanggan yang sambil menunggu keberangkatan atau penjemputan. Maka dalam sehari bisa meraup uang di atas kisaran Rp1 juta.
"Kalau bandara normal, paling sedikit kita dapat Rp1 juta lebih. Tapi tiga hari terakhir ini, Rp500 ribu saja susah," keluhnya.
Aisya mengaku, pendapatan di atas Rp 1 juta setiap hari karena pelayanan Bandara Sultan Babullah Ternate, dibuka hingga sore hari. Namun saat erupsi Gamalama terjadi, penumpang yang ke terminal bandara hanya pada pagi, siangnya sudah pulang setelah pemberitahuan penutupan diperpanjang.
"Biasanya kita buka sampai sore karena pesawat masih ada yang datang dan berangkat. Tapi sekarang pesat tidak bisa beroperasi jadi palingan siang sudah tutup," tegasnya.
Senada disampaikan Darwis, salah satu sopir taksi yang mangkal di bandara. Menurutnya tiga hari terakhir pelanggan minim menggunakan jasanya.
"Penumpang kurang sekali, paling hanya pagi penumpang yang datang, tapi begitu mengetahui bandara masih ditutup mereka langsung pulang," tuturnya.