NAGASAKI – Pagi menjelang siang 71 tahun lalu menjadi hari kelabu bagi warga Nagasaki, Jepang. Pesawat bomber S-29 milik Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom atom bernama “Fat Man” di kota yang terkurung perbukitan tersebut. Sedikitnya 70 ribu orang tewas seketika akibat bom tersebut.
(Baca juga: Pidato Truman & Nagasaki yang Berubah bak Kuburan Tak Bernisan)
Pemerintah Kota Nagasaki membunyikan bel untuk menandai peringatan tersebut tepat pada pukul 11.02 waktu setempat, sesuai dengan waktu pengeboman. Ribuan orang berdiri dalam keheningan sambil mengenang insiden itu di Taman Perdamaian diiringi dering bel.
Di antara hadirin terdapat para korban selamat dari pengeboman pada 9 Agustus 1945 tersebut. Peringatan juga dihadiri oleh perwakilan dari 50 negara, termasuk sejumlah negara pengembang nuklir.
Wali Kota Nagasaki Tomihisa Taue mendesak para pemimpin dunia yang hadir untuk menyatukan kebijaksanaan mereka secara kolektif untuk sebisa mungkin menghilangkan senjata nuklir. Ia juga mengimbau pemimpin dunia mengunjungi monumen peringatan di Nagasaki untuk melihat sendiri efek dari serangan bom nuklir tersebut.
“Mengetahui fakta-fakta pengeboman akan menjadi titik awal untuk memikirkan bagaimana terciptanya dunia yang bebas senjata nuklir di masa depan,” ujar Taue, seperti dimuat Voa News, Selasa (9/8/2016). Ia mendesak para pemimpin dunia meniru langkah Barack Obama.
Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama melakukan kunjungan bersejarah ke monumen peringatan di Hiroshima pada 27 Mei 2016. Pria kelahiran Hawaii itu adalah presiden pertama AS yang mengunjungi Hiroshima yang dibom tiga hari sebelum Nagasaki.
(Baca juga: Kunjungan Bersejarah Obama ke Museum Tragedi Hiroshima)
Taue juga meminta Pemerintah Jepang melegalkan prinsip lama untuk tidak memproduksi atau memiliki senjata nuklir, serta melarang masuknya senjata tersebut ke seluruh Negeri Sakura.
(Wikanto Arungbudoyo)